PANCASILA PEMERSATU BANGSA
(Drs. H. Ahmad Fanani, M.H.)
Balikpapan | 02 Juni 2024
Pemerintah Kota Balikpapan pada 1 Juni 2024 menggelar peringatan hari lahirnya Pancasila ke 79. Peringatan serupa tentu diselenggrakan pula oleh pemerintah daerah di tempat lain termasuk kantor-kantor vertical di manapun. Bangsa Indonesia menjadikan tanggal 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila merujuk kepada sejarah. Bung Karno yang kemudian menjadi proklamator kemerdekaan RI telah memperkenalkan Pancasila dalam pidatonya 1 Juni 1945 di hadapan sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan.
Tahun ini peringatan temanya : “Pancasila jiwa Pemersatu Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045”. Maksud dari tema ini sesuai penjelasan pemerintah, bahwa Pancasila mempersatukan bangsa yang berada dalam segala perbedaan. Berbeda dalam hal suku, budaya, agama dan bahasa. Bangsa yang menempati bumi Indosesia dari Sabang sampai Marauke terdapat suku yang beragam dengan aneka budaya dan bahasa yang bermacam-macam dan agama yang berbeda. Walau berbeda tetap satu bangsa menyongsong 100 tahun Indonesia Emas yang maju, mandiri dan berdaulat.
Pancasila beserta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya selama ini dirasa mampu mempersatukan bangsa yang majemuk. Memandu kehidupan berbangsa dan bernegara agar sesuai dengan cita-cita luhur para pendiri bangsa. Semua berharap agar Indonesia tetap menjadi Negara yang bersatu, berdaulat dan adil makmur. Nilai-nilai Pancasila menjadi nilai-nilai luhur bangsa untuk saling menghormati, menjaga toleransi dan mengedepankan sikap tolong menolong. Suatu keberagaman yang berada dalam satu bingkai Bhineka Tunggal Ika, walau berbeda tetapi tetap satu.
Setiap momen peringatan, pemerintah mengajak komponen bangsa di manapun berada untuk mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan. Bahu membahu dalam membumikan Pancasila di setiap prilaku bermasyarakat, berbangsa dan bahkan bernegara. Pancasila sudah teruji mempersatukan bangsa setiap mengahadapi gelombang tantangan dan ujian. Buktinya sampai saat ini Indonesia tetap berdiri kokoh dan tangguh sebagai Negara yang besar. Hingga era globalisasi dan teknologi tinggi Indonesia berada di gerbang kemajuan dan kemakmuran.
Menjiwai dan mempedomani Pancasila sebagai ideology bernegara telah nyata manfaatnya bagi seluruh tumpah darah Indonesia. Bagi pemimpin bangsa patut memberi teladan dalam bentuk etika luhur dan integritas kepemimpinan. Era globalisasi yang ditandai pesatnya kemajuan teknologi informasi. Satu sisi bangsa Indonesia tidak boleh ketingggalan dalam mengikuti perkembangan zaman. Namun dari sisi lain tidak boleh pula mengalami disorientasi masa depan yang mengakibatkan hilangnya jati diri. Kemajuan zaman ditandai masifnya penggunaan media informasi yang harus disikapi dengan bijaksana.
Pemanfaatan teknologi informasi yang bijak dengan menyiarkan konten-konten dan narasi positif untuk mengaktualisasikan nilai luhur Pancasila di tengah kehidupan masyarakat. Pemerintah juga mengajak segenap elemen bangsa untuk mengarusutamakan Pancasila dengan metode dan cara kekinian. Hal ini dalam rangka menyongsong bonus emografi yang menempatkan kaum milenial dan generasi Z sebagai pelaku utama pembangunan bangsa. Semangat Pancasila yang kuat, seluruh tantangan bangsa akan mudah teratasi.
Indonesia telah berhasil menjaga stabilitas ekonomi, sosial dan politik. Keberhasilan tersebut merupakan sumbangan Pancasila yang mengajarkan nilai gotong royong terhadap seluruh anak bangsa. Indonesia terbukti menjadi bangsa yang dewasa dalam berbangsa. Bersama-sama merawat anugerah Pancasila melalui peringatan setiap tahun. Pemerintah dan rakyat harus bekerja sama serta berkolaborasi menjaga kerukunan dan persatuan demi keutuhan bangsa. Peringatan bertujuan memompa semangat untuk terus mengamalkan Pancasila demi Indonesia maju dan berwibawa.
Narasi di atas disadur dari pidato kenegaraan dari Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, Yudian Wahyudi. Pidato tersebut dibacakan oleh Inspektur upacara peringatan hari lahir Pancasila 1 Juni 2024 di seluruh Indonesia. Esensi pidato ini menanamkan kembali pemahaman kepada anak bangsa tentang eksistensi Pancasila dalam bernegara. Sebagai falsafah dan ideology Negara yang tidak boleh diganti maupun disimpangi. Mengganti ideology suatu Negara yang sudah menjadi konsensus bersama berarti membubarkan Negara itu sendiri.
Beberapa hal yang patut menjadi perhatian, di antaranya peringatan hari lahir Pancasila merupakan momentum penting untuk menegaskan kembali kometmen Negara pada Pancasila. Penegasan sebagai langkah strategis terhadap UUD 1945 dan kometmen menjaga keutuhan NKRI secara geografis, ekonomi, politik maupun sosial budaya. Jika ada penegasan NKRI adalah harga mati yang tidak bisa ditawar lagi, itulah Pancasila sebagai ideology yang tidak boleh ditawar dan digeser posisinya. Penegasan itu sebagai penegasan menjaga semangat Bhineka Tunggal Ika. Dengan demikian terwujud makna Pancasila sebagai pemersatu jiwa bangsa.
Adalah suatu keniscayaan bagi bangsa Indonesia untuk merevitalisasi nilai-nilai Pancasila sebagai etos dan etika bangsa. Menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam pergaulan sehari-hari. Bagi umat Islam yang pemeluknya terbanyak di negeri ini, kometmen terhadap Negara Pancasila sebagai sikap keagamaan. Konsensus Negara merupakan janji bersama yang harus ditepati dan dijaga. Islam mewajibkan pemeluknya menepati janji. Implementasinya dalam dua sikap yang tidak bisa dipisahkan, yaitu sebagai seorang muslim dan sebagai warga Negara.
Menurut mantan Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siroj, NU telah merumuskan dalam Munas Situbondo 1983 bahwa Pancasila merupakan kristalisasi dari nilai-nilai akidah, syariat dan akhlak Islam Ahlusunnah Wal Jamaah. Pengamalan Pancasila dengan sendirinya merupakan pelaksanaan syariat Islam. NU tidak ragu menegaskan bahwa Pancasila merupakan hasil final perjuangan umat Islam. Sebagai konsekuensi dari sikap politik tersebut, NU berkewajiban mengamankan pengertian Pancasila secara benar dan mengamalkan secara murni dan konsekuen. (Pada Harlah Pancasila 1 Juni 2012).
Mengingat pentingnya hal ini, perlu perhatian bersama bahwa siapa saja yang menentang atau ada organisasi yang nyata-nyata bertentangan dengan Pancasila harus dinyatakan sebagai organisasi terlarang dan subversive yang tidak boleh leluasa mengembangkan ajarannya. Selain itu untuk menjaga Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum, maka segala bentuk hukum dan peraturan harus merujuk kepada Pancasila. Segala bentuk hukum yang tidak sejalan apalagi bertentangan dengan Pancasila harus dinyatakan batal karena berlawanan dengan norma dasar.
Menangkal pengaruh negative dari ideology yang bertentangan dengan kepribadian bangsa perlu reaktualisasi Pancasila. Harus pula ada internalisasi dan sosialisasi nilai Pancasila dalam semua lapisan masyarakat. Dulu di sekolah ada khusus mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila dan sekarang nampaknya tidak ada lagi secara khusus. Ironisnya sekarang karena tidak diperkenalkan banyak anak sekolah yang tidak hapal lagi Pancasila. Perlu renungan kembali karena melalui proses pendidikan, kesadaran dan kebanggaan berbangsa akan tetap tumbuh.
Pancasila pemersatu bangsa menuju Indonesia emas 2045. Kalimat itu didengungkan dalam upacara peringatan hari lahir Pancasila ke 79 tanggal 1Juni 2024. Peringatan setiap tahun semoga tidak berhenti pada seremoni saja. Harus berlanjut pada aksi, tidak bermuara pada kata-kata saja tetapi berlabuh pada tindakan nyata. Sudah menjadi konsensus yang harus dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dengan menjadikannya sebagai dasar dan falsafah dalam bernegara. Hal yang bertentangan dengan Pancasila untuk segera ditinggalkan.
(AF02/06/2024BPP)
